
Nama Tatsuki Fujimoto sudah lama melekat di hati para penggemar anime dan manga berkat karya fenomenalnya Chainsaw Man. Namun tahun ini, dunia anime bersiap menyambut sesuatu yang berbeda—sebuah proyek antologi berjudul Tatsuki Fujimoto 17-26, yang dijadwalkan tayang pada 8 November 2025.
Anime ini bukan sekadar adaptasi biasa, melainkan perjalanan menyusuri masa muda Fujimoto dan evolusi ide-idenya yang liar, emosional, dan terkadang absurd.
🎨 Konsep dan Asal-Usul
Tatsuki Fujimoto 17-26 merupakan adaptasi dari kumpulan one-shot karya Fujimoto yang ditulis antara usia 17 hingga 26 tahun—masa ketika ia masih mencari bentuk dan gaya khasnya. Beberapa cerita yang diangkat antara lain:
- “Niwa ni wa Niwa Niwatori ga Ita” (There Were Two Chickens in the Garden)
- “Sasaki-kun ga Juudan Tometa” (Sasaki Stopped a Bullet)
- “Look Back”
- “Goodbye, Eri”
Kisah-kisah ini menggambarkan berbagai tema: obsesi, kehilangan, impian masa muda, hingga absurditas kehidupan manusia. Dengan kata lain, proyek ini adalah “memoar kreatif” yang menyingkap perjalanan batin seorang seniman sebelum ia menjadi legenda.
🎬 Produksi dan Studio di Baliknya

Menariknya, anime ini dikerjakan oleh beberapa studio berbeda—termasuk P.A. Works dan Studio Doga Kobo, yang masing-masing mengadaptasi satu atau dua cerita.
Pendekatan multi-studio ini menciptakan variasi gaya visual yang unik:
- Ada yang bergaya lembut dan melankolis seperti Look Back,
- Ada pula yang penuh energi dan kekacauan seperti Sasaki Stopped a Bullet.
Setiap episode berdiri sendiri, namun semuanya terikat oleh benang merah yang sama: eksperimen naratif dan emosi mentah khas Fujimoto.
💭 Tema dan Gaya Penceritaan

Bagi yang mengenal Chainsaw Man, Fujimoto terkenal dengan kontras antara kekerasan brutal dan keindahan emosional. Dalam 17-26, sisi lembut dan personalnya justru lebih menonjol.
Ia tidak hanya bercerita tentang darah dan gergaji mesin, tapi juga tentang ambisi, kesepian, dan harga diri sebagai seniman muda.
Beberapa kritikus Jepang menyebut proyek ini sebagai:
“Surat cinta Fujimoto kepada masa lalunya—dan tantangan bagi industri anime untuk lebih berani bereksperimen.”
🎧 Musik dan Atmosfer
Musik latar disusun oleh Kensuke Ushio (A Silent Voice, Chainsaw Man), menghadirkan nuansa introspektif dan sinematik. Soundtrack-nya memperkuat kesan “film pendek festival” dibandingkan serial TV biasa—setiap episode terasa seperti karya seni independen.
📺 Ekspektasi Penggemar
Antusiasme penggemar sangat tinggi sejak trailer perdananya rilis. Banyak yang menilai Tatsuki Fujimoto 17-26 bisa menjadi salah satu proyek anime paling artistik tahun 2025—sebuah jembatan antara anime mainstream dan film pendek arthouse.
Selain itu, proyek ini juga membuka pintu bagi generasi muda kreator untuk percaya bahwa kisah pribadi dan eksperimental pun bisa mendapatkan tempat di layar besar.
🌟 Penutup
Tatsuki Fujimoto 17-26 bukan hanya tentang nostalgia seorang mangaka, tetapi juga tentang keberanian untuk bermimpi, gagal, dan mencoba lagi. Melalui antologi ini, kita melihat bagaimana seorang remaja dengan imajinasi liar tumbuh menjadi salah satu suara paling orisinal dalam industri anime modern.
Bagi pecinta narasi emosional dan eksplorasi artistik, anime ini tampaknya akan menjadi pengalaman yang tak boleh dilewatkan di penghujung tahun 2025.